Pengaruh penyimpanan dalam ruang bersuhu 27,3±0,9°C dan pengusangan dipercepat pada viabilitas benih kedelai (Glycine max [L.] Merr.) kultivar grobogan dan dena-1

Authors

  • Amrina Rosyada Universitas Lampung, Indonesia
  • Eko Pramono Universitas Lampung, Indonesia
  • Setyo Dwi Utomo Universitas Lampung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33292/ost.vol1no1.2021.7

Keywords:

Kecambah normal, Kecepatan perkecambah, Kedelai, Viabilitas

Abstract

Benih yang disimpan dalam waktu yang lama atau diberi perlakuan lama penderaan uap air dengan suhu dan kelembaban yang tinggi akan mengalami penurunan viabilitas. Penelitian ini bertujan untuk membandingkan viabilitas benih kedelai varietas Grobogan dan Dena-1 selama masa simpan 0-6 bulan dengan suhu 27,3±0,90C, dan selama pengusangan cepat dengan suhu 43°C 0-6 hari. Viabilitas diukur persentase kecambah normal (KN) dan kecepatan perkecambahan (KP). Viabilitas benih diamati setiap hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa viabilitas benih Grobogan dan Dena-1 menurun selama penyimpanan 0-6 bulan, sama halnya dengan benih yang di dera dengan uap air jenuh 43°C  selama 0-6 hari. Viabilitas benih kedelai varietas Grobogan dan Dena-1 selama penderaan dengan uap air jenuh 43°C selama 0-6 hari lebih rendah dibandingkan dengan  yang disimpan dalam ruang bersuhu 27,3±0,9 °C selama 0-6 bulan.

The seed stored for a long time or exposed to a long period of high humidity and temperature will experience deterioration of their viability. The objective of this experiment was to compare the decrease in seed viability of two varieties of soybean between the seeds that were stored period of storage at 27.3±0.9OC for 0 to 6 months and those that exposed to the accelerated aging machine with a temperature of 43°C 0-6 days with 100% humidity. Viability was measured based on normal germination and the speed of germination. The viability of the seeds was observed periodically every day. The result showed that the seed viability of Grobogan and Dena-1 decreased during the storage period of 0-6 months and also during the storage inside the accelerated aging machine for 0-6 days. The viability of soybean seed exposed to high humidity 43°C temperature for 0-6 days was lower than those stored for 0-6 months compared with those stored at room temperature of 27.3 ± 0.9 ° C for 0-6 months.

Author Biographies

Amrina Rosyada, Universitas Lampung, Indonesia

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia

Eko Pramono, Universitas Lampung, Indonesia

Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia

Setyo Dwi Utomo, Universitas Lampung, Indonesia

Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia

References

Badan Pusat Statistika. (2017). Produksi Kedelai.http://www.bps.go.id/brs/view/id/1122. Diakses pada tanggal 17 November 2018 pukul 19.00 WIB.

Balitkabi. (2016). Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2016. Badan litbang. Puslitbangtan. Balitkabi Malang.

Hartawan R., & Nengsih Y. (2012). Kadar Air dan Karbohidrat Berperan Penting dalam Mempertahankan Kualitas Benih Karet. Agrovigor, 5(2):103-112.

Hussein, J.H., A.I. Shaheed, & O.M. Yasser. (2012). Effect of Accelerated Aging on Vigor of Local Maize Seeds in Term of Electrical Conductivity and Relative Growth Rate (RGR). Iraq Journal of Science, 53 (2): 285-291.

ISTA. (2009). Handbook on seeding evaluation. Third edition with amendmends 2009.

Justice OL, Bass LN.(2002). Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.Rennie R, penerjemah. Jakarta (ID):Rajagrafindo Persada. Jakarta. Terjemahan dari:Principles and Practices of Seed Storage.

Pramono, E. (2010). Pengaruh Pupuk Organik dan Pupuk Mikro pada Produksi dan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Agronomika, 10(2):11-22.

Pramono, E. (2013). Penuntun Praktikum Teknologi benih. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung. 20 hlm.

Purwanti, S (2004). Kajian Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. Ilmu Pertanian, 11(1): 22-31.

Rastegar, Z., Sedghi, M., & Khomari, S. (2011). Effects of Accelerated Aging on Soybean Seed Germination Indexes at Laboratory Conditions. Notulae Scientia Biologicae, 3(3), 126-129.

Sadjad, S. (1980). Panduan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Sadjad, S. (1993). Dari Benih Kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Tatipata, A, Prapto Y, Aziz P, & Woerjono M. (2004). Kajian Aspek Fisiologi dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai dalam Penyimpanan. Ilmu Pertanian, 11(2):76-87.

Timotiwu, P.B., E. Pramono, Agustiansyah, & N.W.A.S. Asih. (2017). Effect of Storage Periods on Physical Quality and Seed Vigor of Four Varieties of Sorghum (Sorghum Bicolor [L.] Moench.). Research in Agriculture, 2(2):29-40.

Umar, S. (2012). Pengaruh pemberian bahan organik terhadap daya simpan benih kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Berita Biologi, 11(3): 401-410.

Downloads

Published

2021-03-22

How to Cite

Rosyada, A., Pramono, E., & Utomo, S. D. . (2021). Pengaruh penyimpanan dalam ruang bersuhu 27,3±0,9°C dan pengusangan dipercepat pada viabilitas benih kedelai (Glycine max [L.] Merr.) kultivar grobogan dan dena-1. Open Science and Technology, 1(1), 48–57. https://doi.org/10.33292/ost.vol1no1.2021.7