Analisis kandungan zat besi dan sifat organoleptik puding yogurt daun kelor sebagai makanan alternatif penderita anemia

Authors

  • Hari Hariadi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33292/ost.vol2no2.2022.70

Keywords:

Anemia, Daun Kelor, Yogurt, Zat Besi

Abstract

Proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 32% tahun 2018. Daun kelor memilliki kandungan gizi yang cukup kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein, betakaroten, vitamin C, fosfor, kalsium, dan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan ekstrak daun kelor terhadap karakteristik organoleptic dan kandungan zat besi dari yogurt puding. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan tiga perlakuan (F1: 0,15% Daun kelor + 10% yogurt, F2 :0,30% Daun kelor + 10% yogurt dan F3: 0,45% Daun kelor + 10% yogurt) dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil uji statistik terhadap organoleptik puding yogurt daun kelor, didapat hasil bahwa formula dengan penambahan 0,45% ekstrak daun kelor dan 10% yogurt  paling banyak disukai oleh panelis  dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur dengan hasil organoleptik 5,77 untuk warna, 4,53 untuk aroma, 5,06 untuk rasa dan 5,12 untuk tekstur. Kandungan zat besi pada puding yogurt ekstrak daun kelor pada formula tiga dengan penambahan 0,45% ekstrak daun kelor dan 10% yogurt yaitu 8,88%, kandungan flavonoid sebesar 31,8mg dan kandungan saponin sebesar 91,8mg.

The proportion of anemia in the 15-24 year age group was 32% in 2018. Moringa leaves contain quite complex nutrients such as carbohydrates, fat, protein, beta-carotene, vitamin C, phosphorus, calcium and iron. This study aims to determine the effect of the addition of extract moringa leaf on the organoleptic characteristics and iron content of yogurt pudding. In this study, a factorial randomized block design was used with three treatments (F1: 0.15% Moringa leaves + 10% yogurt, F2: 0.30% Moringa leaves + 10% yogurt and F3: 0.45% Moringa leaves + 10% yogurt) and repeated three times. The results of statistical tests on the organoleptic of Moringa leaf yogurt pudding showed that the formula with the addition of 0.45% Moringa leaf extract and 10% yogurt was the most preferred by the panelists in terms of color, aroma, taste and texture with an organoleptic result of 5.77 for color. , 4.53 for aroma, 5.06 for taste and 5.12 for texture. The iron content in yogurt pudding with Moringa leaf extract in formula three with the addition of 0.45% Moringa leaf extract and 10% yogurt was 8.88%, the flavonoid content was 31.8 mg and the saponin content was 91.8 mg.

Author Biography

Hari Hariadi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia

Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia

References

Adyani, K., Anwar, A. D., & Rohmawaty, E. (2018). Peningkatan kadar hemoglobin dengan pemberian ekstrak daun salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) pada tikus model anemia defisiensi besi. Majalah Kedokteran Bandung, 50(3), 167–172. https://doi.org/10.15395/mkb.v50 n3.1390

Apriyanti, F. (2019). Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri Sman 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019. Jurnal Doppler, 3(2), 18–21.

BKKBN, BPS, Kementrian Kesehatan, U. (2018). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 Profinsi DKI Jakarta. 271. http://demografi.bps.go.id/phpfile tree/sdki/BahanAjarSDKI2007/La innya/Publikasi SDKI 2002- 2003/RingkasanSDKI02-03.pdf

Burhannudin, W. R. (2017). Pengaruh variasi pengolahan dan pemanasan ulang terhadap kandungan zat gizi dan bioavailabilitas mineral daun kelor. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Pratama, M. A. & Nendra, H. (2017). Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Cookies dengan Penambahan Tepung Pisang Kepok Putih. Universitas Katolik Widya Karya. Malang

Kaimudin, N., Lestari, H., & Afa, J. (2017). Skrining dan determinan kejadian anemia pada remaja putri SMA Negeri 3 Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6), 185793.

Krisnadi, AD. (2015). Kelor Super Zat gizi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.

Kurniati, I. (2020). Anemia Defisiensi Zat Besi ( Fe ) Iron Deficiency ( Fe ) Anemia. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 18–33. https://doi.org/10.23960/jkunila4118-33

Maharani, S. (2020). Penyuluhan tentang Anemia pada Remaja. Jurnal Abdimas Kesehatan, 2(1), 1-3. https://doi.org/10.36565/jak.v2i1. 51

Özdemir, N. (2015). Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in children. Türk Pediatri Ar?ivi, 50(1), 11–9. https://doi.org/10.5152/tpa.2015.2337

Paramastuti, R., & Rustanti, N. (2016). Pengaruh fortifikan Fe terhadap kadar Fe, total bal, pH dan organoleptik yogurt sinbiotik jelly drink yang difortifikasi Vitamin A. Journal of Nutrition College, 5(4), 539–545. https://doi.org/10.14710/jnc.v5i4. 16470

Rahmad A. Pengaruh Asupan Protein Dan Zat Besi (Fe) Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Wanita Bekerja. Jurnal Kesehatan. 2017;8(3):321-325. http://dx.doi.org/10.26630/jk.v8i3.509

Rudianto, Syam, A., & Alharini, S. (2013). Studi pembuatan dan analisis zat gizi pada produk biskuit Moringa Oleifera dengan subtitusi tepung daun kelor. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar.

Setyaningsih, D., Apriyantono, A., & Sari, M. P. (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.

Warda, Y., & Fayasari, A. (2021). Konsumsi pangan dan bioavailabilitas zat besi berhubungan dengan status anemia remaja putri di Jakarta Timur. Ilmu Gizi Indonesia. 04(02), 135–146. https://doi.org/10.35842/ilgi.v4i2.198

Winarno, F. G. (2006). Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Zakiatul, A. R. (2016). Studi Tentang Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Penganekargaman Lauk Pauk dari Daun Kelor (Moringa oleivera). E-Journal Boga, 5(1): 17-22.

Downloads

Published

2022-11-29

How to Cite

Hariadi, H. (2022). Analisis kandungan zat besi dan sifat organoleptik puding yogurt daun kelor sebagai makanan alternatif penderita anemia. Open Science and Technology, 2(2), 143–148. https://doi.org/10.33292/ost.vol2no2.2022.70